1 Desain
Pemodelan Grafis Dari Segi Interaksi Manusia dan Komputer
Kemampuan estetika dari desain grafis dan tipografi adalah
peningkatan yang penting terhadap desain sistem manusia-komputer sebagai
pengguna antarmuka menjadi lebih fleksibel dan powerfull. Bagaimanapun, hal ini
belum dapat diklaim untuk menjadi media baru yang tekstual dan penampilan
grafik yang diunggulkan. Jelasnya, tidak ada individu dapat diharapkan
mempunyai pelatihan formal di semua bidang tersebut, walaupun permintaan cukup
tinggi untuk orang dengan latar belakang multidisipliner, gabungan kemampuan
sistem komputer dengan beberapa keahlian ilmu manusia.
Suatu alternatif
yang lebih realistis adalah untuk menuju ke suatu kesadaran akan tingkat
pemahaman menyeluruh dari subjek bidang-bidang yang relevan, mungkin
dikombinasikan dengan ilmu yang khusus dalam satu bidang atau lebih. Tingkat
kesadaran dari ilmu pengetahuan adalah esensi khusus untuk insinyur dan ilmuwan
komputer, yang secara mendasar diharapkan mendesain antarmuka pengguna-sistem
sebagai bagian dari sistem proses desain secara menyeluruh.
Interaksi
computer dengan manusia atau dengan bahasa inggris dikenal dengan
“human-computer interaction / HCI” merupakan ilmu yang mempelajari hubungan
antara computer dengan manusia yang meliputi perancangan, evaluasi, dan juga
implementasi antar muka pengguna computer agar mudah digunakan oleh manusia.
Ilmu ini
berusaha untuk menemukan cara yang paling efektif untuk dapat merancang pesan
secara elektronik, sedangkan interaksi manusia dan computer sendiri merupakan
serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
berinteraksi dengan computer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan
balik melewati sebuah antar muka untuk mendapatkan hasil akhir yang diharapkan.
Tujuan dari
interaksi ini adalah agar memudahkan manusia dalam melakukan pengoperasian
terhadap computer dan memperoleh beberapa umpan balik yang mereka perlukan
selama mereka bekerja menggunakan computer dan juga mengharapkan agar system
computer yang dirancangnya dapat bersifat akrab dan ramah dengan penggunanya
(user friendly. Kita membutuhkan interaksi tersebut agar kita bisa lebih cepat
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan serta membuat waktu dalam prosesnya menjadi
lebih cepat dan juga itu akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan.
2 Sejarah
dan Pengertian Desain Komunikasi Visual
21.
Sejarah
Sejak jaman pra-sejarah manusia
telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual
pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan
kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics
yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan
keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti,
buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan
ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif,
contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan
yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang. Sebagai
suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.
Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu
secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman
spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman
visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan
teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang
memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain. Dalam perkembangannya, desain
komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak
hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang
menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari
kelompok dalam industri komunikasi - dunia periklanan, penerbitan majalah dan
surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
22.
Pengertian
Desain komunikasi visual adalah
desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara
visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok
pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran)
tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena
itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan
dimengerti oleh target group tersebut. Seorang desainer komunikasi visual yang
profesional harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang luas tentang
komunikasi visual. Selain visualisasi dan bakat yang baik dalam berkomunikasi
secara visual, ia juga harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa suatu
masalah, mencari solusi masalah tersebut dan mempresentasikan secara visual.
Alat-alat canggih seperti komputer dan printer yang up-to-date hanya berfungsi
sebagai sarana untuk meningkatkan produktifitas.
3 Perbedaan
Desain Komunikasi Visual Dengan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual bukan
seni murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai penonton
atau pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut
merupakan ekspresi emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri yang pada
akhirnya bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut. Sedangkan seorang
desainer komunikasi visual menghadapi lebih dari satu pengamat yang kadangkala
bisa mencapai jutaan orang, dimana desainer itu harus dapat memahami dan
menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu karya
desain yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan orang atau sekelompok orang
itu.
Seringkali desain komunikasi
visual tampak seperti seni murni, dan sebaliknya seni murni dapat tampak
seperti desain komunikasi visual. Bahan dan teknik yang digunakan juga hampir
sama, tetapi maksud dan tujuan masing-masingnya berbeda. Seniman dan desainer,
keduanya berusaha memecahkan problem visual, tetapi seniman murni bertujuan
lebih untuk memuaskan diri; sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok
orang untuk menghadiri suatu acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu
lokasi atau membeli suatu produk. Desain komunikasi visual memegang peranan
yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi,
kita akan menjumpai informasi-informasi yang berkomunikasi secara visual.
Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas, poster-poster promosi tentang
restoran, hotel dan lain sebagainya, semua dapat memberikan informasi kepada
pengamatnya yang terdiri dari berbagai kelompok usia dan berasal dari berbagai
kalangan dan golongan. Hal ini juga yang membedakan desain komunikasi visual
dari seni murni, di mana desain komunikasi visual harus bersifat universal
(dapat dimengerti oleh semua orang), sedangkan dalam seni murni lebih bersifat
emosional, di mana maksud dari seniman itu tidak harus dapat diartikan dan
dibaca oleh orang lain.
4 Elemen-Elemen
Desain Komunikasi Visual
41.
Desain dan Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun
huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain.
Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke
dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai
dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan
majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat
lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini, selain banyaknya
digunakan ilustrasi dan fotografi, tipografi masih dianggap sebagai elemen
kunci dalam Desain Komunikasi Visual. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan
pentingnya elemen tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan
fungsi desain itu sendiri. Contohnya bila kita melihat brosur sebuah tempat
peristirahatan (resor), tentunya kita akan melihat banyak foto yang menarik
tentang tempat dan fasilitas dari tempat tersebut yang membuat kita tertarik
untuk mengunjungi tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi bila dalam brosur
tersebut digunakan jenis huruf yang serius atau resmi (contohnya jenis huruf
Times), maka kesan santai, relax dan nyaman tidak akan ‘terbaca’ dalam brosur
tersebut.
42.
Desain dan Simbolisme
Simbol telah ada sejak adanya
manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat
tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol.
Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat
dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Dewasa ini peranan simbol
sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita
sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang
mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti
pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya
menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak
berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.
43.
Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang
dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan
dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan
kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan
secara manual.
Saat ini ilustrasi lebih banyak
digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif. Contohnya
ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang sedang berbicara atau
anak burung yang sedang menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor
kelinci yang sedang bermain-main. Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus
dapat merangsang imajinasi anak-anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya
mereka belum dapat membaca.
44.
Desain dan Fotografi
Ada dua bidang utama di mana
seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan
(publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang
diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah
GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk
bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan
(juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang
diiklankan tersebut.
Fotografi sangat efektif untuk
mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai
kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari keadaan yang
sesungguhnya. Selain itu sebuah foto juga harus dapat memberikan kejutan dan
keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam hal mencoba resep masakan yang
baru atau tren berpakaian terbaru. Selain elemen-elemen ini, seorang desainer
perlu mengerti tentang konsep dasar pemasaran dan hubungannya dengan
visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan rapi dan
tepat. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills)
untuk menghadapi klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
SOURCE:
·
Arntson, Amy E. Graphic Design Basics,
Holt, Reinhart and Winston, Inc., Orlando. 1988
·
Hollis, Richard. Graphic Design A
Concise History. Thames & Hudson Ltd., London. 1994
·
Lawson, Bryan. How Designers Think .The
Architectural Press Ltd., London. 1980
0 komentar: