Manusia
dalam hidup dan kehidupannya mempunyai dua fungsi, fungsi utama sebagai makhluk
individu dan fungsi kedua sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,
manusia melakukan banyak interaksi dengan masyarakat dan lingkungannya. Terkait
dengan hal tersebut, interaksi itu tidak selamanya berjalan sesuai yang
diharapkan yang akhirnya terjadi masalah atau konflik.
Konflik
adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang
seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek dan Warren, 1989:
285).
Sudjiman-
Panuti dalam Kamus Istilah Sastra (1984) juga menyatakan bahwa konflik
merupakan ketegangan dalam cerita rekaan atau pertentangan antara dua kekuatan.
Konflik merupakan bagian penting dari alur suatu cerita.
Tarigan (1984: 134) mengungkapkan dalam kenyataan terdapat beraneka ragam
konflik, misalnya konflik antara:
a.
Manusia
dengan manusia;
b.
Manusia
dengan masyarakat;
c.
Manusia
dengan alam sekitar;
d.
Suatu
ide dengan ide lain;
e.
Seseorang
dengan kata hatinya, dengan das ich-nya.
Tarigan membagi jenis konflik a, b, dan c sebagai konflik
fisik, konflik eksternal, konflik jasmaniah, sedangkan jenis konflik d dan c
sebagai konflik psikologis, konflik internal atau konflik batiniah.
Pun, Stanton (1965) juga
membagi bentuk konflik, sebagai bentuk kejadian, dapat pula dibedakan ke dalam
dua kategori: konflik fisik dan konflik batin, konflik eksternal. Konflik
eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu di
luar dirinya, mungkin dengan
lingkungan
alam mungkin lingkungan manusia. Jones (1968) membagi konflik eksternal ke
dalam dua kategori yaitu konflik fisik dan konfil sosial.
Konflik
berdasarkan sumbernya terbagi tiga, yaitu:
a.
antara
tokoh dengan tokoh, konflik antara satu tokoh dengan tokoh yang lain atau
sekelompok tokoh;
b.
antara
tokoh dengan lingkungannya, konflik antara satu tokoh dengan beberapa kekuatan
di luar, lingkungan alam dan masyarakat;
c.
antara
tokoh dengan beberapa segi kepribadiaannya, konflik satu tokoh melawan
pembawaan dan sifatnya.
Di lingkungan sekitar saya, terdapat beberapa konflik lahir dan konflik
batin yang terjadi. Konflik lahir seperti adanya kejahatan baik kejahatan
criminal, kejahatan seksual, sampai kejahatan computer (cyber crime). Konflik
batin seperti kenakalan remaja, adanya premanisme, bahkan konflik social
seperti kecemburuan social. Konflik-konflik tersebut terjadi oleh
banyak factor. Namun, secara garis besar factor
tersebut terbagi dua yaitu factor dalam dan factor luar.
Factor dalam yaitu factor
yang berasal dari seseorang atau individu yang berakibatkan terjadinya konflik.
Contohnya, seorang pencuri melakukan aksi pencurian disebabkan karena pencuri
tersebut memiliki motif ekonomi yang sangat kuat. Factor dalam mempengaruhi
konflik lahir dan batin manusia.
Sedangkan, factor luar yaitu
factor terjadinya konflik dikarenakan adanya gangguan atau pengaruh negative
dari linkungan luar. Contohnya, tawuran antarpelajar disebabkan karena para
siswa yang saling mengejek sehinnga terjadi pertengkaran dan perpecahan. Factor
luar dapat mempengaruhi terjadinya konflik lahir tetapi tidak mempengaruhi
konflik batin.
source: google
0 komentar: